Tradingview Widget

Friday, July 28, 2017

Konsep Analisa Teknikal

Dalam pekerjaan sehari-hari sebagai trader saham, pertanyaan terbesar adalah harga saat ini mahal atau murah? Apakah dengan membeli saat ini akan mendapatkan profit? Apakah harga akan naik? Sampai berapa tingkat kenaikan harga? Turun sampai seberapa?
Cara pertama adalah dengan menggunakan analisa fundamental. Analisa ini cenderung dilakukan oleh para investor, para pemodal yang mempercayakan dananya untuk dikelola oleh perusahaan. Dengan cara mengetahui kondisi perusahaan yang akan dibeli sahamnya. Berapa besar modalnya, berapa besar profit yang dihasilkan dan berapa besar kerugian yang diderita, berapa dana yang digunakan untuk membayar pegawai, seberapa terkenal produk yang dihasilkan dan yang terpenting apakah ada peningkatan profit yang terjadi selama ini. Analisa fundamental dilakukan dengan cara mempelajari laporan keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Nilai seluruh asset perusahaan dibandingkan dengan harga saham perusahaan. Potensi profit yang mungkin diraih dibandingkan dengan kemungkinan pertumbuhan harga saham.
Cara kedua adalah dengan melakukan analisa teknikal. Analisa ini dilakukan oleh para trader yang mencari keuntungan dari fluktuasi harga saham yang terus menerus berubah. Analisa teknikal terlihat sepele, hanya menarik beberapa garis pada grafik/ chart pergerakan harga, membandingkan dengan beberapa grafik pendamping yang disebut indikator, lalu "menebak" level harga beli, dan jual. Hanya semudah itu? Apakah dengan meletakkan beberapa garis saja lalu pasar saham akan bergerak menjual dan membeli sampai harga yang diincar?
Tidak sesimple itu, analisa teknikal seperti seni, sangat subyektif. Sesuatu yang terlihat indah dan menarik untuk seseorang bisa dipandang penuh kebingungan oleh orang lain. Pergerakan harga terlihat acak untuk seseorang tapi terlihat sangat indah bagi yang lain. Bagaimana bisa terjadi? Kenapa harga saham seolah bergerak mengikuti garis yang ditarik secara acak? Kita akan melihat pasar saham dari sudut pandang pedagang/ trader di pasar tradisional untuk menjelaskan konsep support dan resistant.
Para teknikalist menyebut batas bawah sebagai support dan batas atas sebagai resistant. Harga selalu bergerak diantara 2 batas tersebut, konsep pergerakannya bisa dibaca di sini. Bagaimana sebuah support tercipta, bagaimana resisten tercipta? Kita coba ilustrasi seperti berikut.
Seorang pedagang cabe dipasar, saat melakukan transaksi biasanya mencatat minimal mengingat harga pembelian dan penjual yang dilakukan. Kemarin ia membeli di harga 95ribu/kg, bila hari ini harga 98ribu/kg, maka memorinya akan mengatakan harga naik, bila kemudian supply cabe terus masuk, harga turun ke sekitar 96ribu/kg maka sang pedagang akan melakukan penawaran beli di 95ribu/kg. Kenapa? Karena itulah harga yang menurut persepsinya masuk akal, bila kemudian supply terus masuk secara berlebih harga akan turun terus, kemudian pedagang itu mungkin memeriksa catatannya dan mendapatkan harga seminggu lalu terendah di 87ribu/kg, demikian ia akan melakukan penawaran di 87ribu. Bila ternyata ada kompetitor yang melakukan pembelian besar-besaran di harga 89ribu/kg maka pedagang kita tidak akan kebagian supply cabe, maka untuk itu ia akan meningkatkan harga penawarannya ke harga 89ribu atau bahkan 90rb/kg.
Bila kita bisa mengintip catatan pedagang tersebut kita mungkin akan mendapati catatan pembelian seperti berikut:
5/1 88ribu           12/1 92ribu
6/1 90ribu           13/1 94ribu
7/1 93ribu           14/1 95ribu
8/1 87ribu           15/1 97ribu
9/1 91ribu           16/1 99ribu
10/1 92ribu         17/1 101ribu
11/1 89ribu         18/1 97ribu
Di pasar saham terjadi juga seperti ilustrasi tersebut, ada catatan harga transaksi setiap hari, transaksi pembukaan, terendah, tertinggi dan penutupan biasanya diringkas dalam bentuk data End Of Day (EOD), dan ditulis dalam bentuk Open, High, Low, Close (OHLC), dari catatan harian itulah kemudian diterjemahkan dalam bentuk candlesticks chart (chart lilin). Sejauh ini catatan transaksi sudah sama persis, kita bisa melihat transaksi yang terjadi tiap hari dalam sebuah candlesticks chart. sebagai contoh perhatikan chart ADHI berikut.


Transaksi hari terakhir perdagangan terletak di posisi paling kanan. garis-garis biru adalah posisi harga ekstrim yang terjadi pada beberapa hari transaksi sebelumnya, digunakan penanda warna biru utk membantu melihat posisi pengambilan harga ekstrim tersebut.
Support terdekat adalah 1985 merupakan nilai transaksi terendah yang terjadi sebelumnya. Saat pasar dibuka, bila banyak trader yang memandang 1985 sebagai harga yang cukup rendah dan tidak mungkin lebih rendah lagi, maka akan terjadi gelombang pembelian di sekitar 1985, gelombang pembelian ini akan memicu keserakahan trader lain yang melihat harga akan naik dan semakin membesarkan pembelian di sekitar level itu.
Bila yang terjadi sebaliknya, pasar menginginkan harga lebih rendah lagi, maka kemungkinan banyak trader yang menunggu harga di sekitar 1945, mencoba mendapatkan harga lebih murah. Demikian pasar terus bergerak sesuai persepsi pasar dalam memandang harga, sehingga tercipta suatu garis imajiner dalam benak trader yang kemudian akan memicu rasa takut dan serakah. Level-level tersebut akhirnya berubah menjadi angka yang digunakan sebagai batas kenaikan dan penurunan. Itulah yang kemudian dikenal sebagai support dan resistant.

No comments:

Post a Comment

Komentar anda selalu jadi perhatian kami

Data EoD dengan Frekwensi, Foreign Net Buy/ Sell dan Valuasi Transaksi harian

Kebutuhan data transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia sangat tinggi, setiap institusi mencoba memberikan yang terbaik. Ada berbagai ...