Tradingview Widget

Friday, July 28, 2017

Buy On Break

Trader  yang sering memperhatikan ‘Vina cantik’ tentunya sering menemukan istilah "Buy on break" dan "Buy on weakness", sering digunakan sebagai entry level. Penggunaan kedua istilah tersebut sangat luas di pasar saham. Buy on break bisa diartikan beli saat patah, sedangkan buy on weakness bisa dikatakan beli disaat lemah.
Dalam kejadian sesungguhnya, buy on break dilakukan lebih banyak saat trader menunggu konfirmasi, trend sudah terbentuk dan harga bergerak naik. Saat chart menunjukkan ada tanda uptrend, tetapi ada sebagian indikasi yang meragukan, maka trader menunggu saat yg tepat. Saat yang tepat bukan berdasarkan waktu, tetapi berdasarkan level harga tertentu.

Terlihat pada chart #ITMG, garis biru adalah uptrend line longterm, yg berlaku sebagai support, garis hijau juga uptrendline tapi dengan time frame lebih singkat. Garis ungu adalah level S/R berdasarkan historikal price. Sedangkan garis biru di atas adalah downtrendline longterm downtrendline.
Gambaran besarnya akan terlihat seperti berikut;



Saat ‘Vina cantik’ #ITMG dipublish, candle break garis ungu 18900. Kondisi uptrend sudah terlihat, sejak harga #ITMG rebound dari uptrend line biru, tapi belum dikeluarkan rekomendasi, sbg position trader prinsip lebih baik terlambat masuk daripada susah keluar/ nyangkut selalu menjadi alasan utama.
Sebagai kompensasi keterlambatan masuk, target seorang position trader menjadi lebih panjang. Saya sendiri menetapkan target profit >10%, dan resiko loss < 3%. Salah satu syarat tidak terpenuhi, maka  harus ada alasan yang sangat kuat membuka posisi. Analisa tetap dipublish, dengan pertimbangan ada trader yang memiliki profil resiko berbeda.

Lanjut pada chart, saat break R 18900 kenapa gak langsung beli? Bukankah 18900 sudah cukup teruji sebagai level penting? Bisa saja buka posisi sesegera mungkin setelah break 18900, tetapi alasan utama adanya downtrendline biru yg terlalu dekat, sebagai resisten yang terbentuk dari trendline, meskipun belum teruji kekuatannya, tetap harus diwaspadai sebagai titik dimana harga akan berbalik turun. Karena terlalu dekat, potensi profit menjadi kecil. Faktor resiko tetap, reward mengecil, mending liburan, bebas resiko.
Dengan pertimbangan itu ‘Vina cantik’ #ITMG disusun untuk Buy on Break down trendline biru. Target ‘Vina cantik’ menggunakan Fibonacci, tetapi karena kompleksitasnya maka saat ini kita gunakan resisten historikal, yang tidak selisih jauh dengan target Fibonacci.



Saat memutuskan utk buy on break downtrendline, kita harus sadar, pasar bisa berbalik arah kapanpun tidak menutup kemungkinan harga berbalik turun setelah break out.
Contoh kasusnya kita perhatikan chart #PPRO, perhatikan marker hijau;
Harga break resisten, MACD positif,  tetap berbalik turun dan tetap berada dibawah trendline.
Untuk mencegah hal seperti ini level stoploss yang ketat menjadi kunci keberhasilan. Umumnya teknik buy on break berhasil pada saat trend naik kuat. Sebagai teknikal, jangan pernah punya pemikiran harga mahal atau harga murah, 100% based on chart. Trend naik kuat, break resistent, ambil posisi beli, beli harga tinggi,  jual harga lebih tinggi (buy high, sell higher).



Ini contoh #ASII, perhatikan marker hijau, pertama kali break out, kemudian break down (false breakdown) lalu harga naik dan makin menjauh dari downtrendline. Apakah kita bisa mengetahui false break? Tentu saja, kita tau false break setelah kejadian, selama belum terjadi tidak ada indikasi apapun. Kita hanya tahu terjadi breakout/breakdown. Jika kemudian harga berbalik arah setelah break, maka hanya tersisa perasaan ditipu mentah2, dan itu wajar.
Cara yang bisa dipakai untuk menyikapi false break adalah menerapkan "rules of three"
Rules of three ini sederhana saja, sebuah S/R dinyatakan break bila memenuhi kondisi berikut;
  1. Harga closing 3% dibawah S, ataupun close diatas 3% R
Misalnya kita punya R di 300. Klo harga closing di 302, kita masih nyatakan close di R. Tetapi klo closing di 310, kita bisa bernapas lega, R 300 telah break. Hal yg sama berlaku utk S
  1. Harga closing 3 hari bursa berturut-turut di atas R ataupun di bawah S
Misal kita punya R di 300. Senin closing di 306, Selasa closing di 302, Rabu closing di 304. Kita bisa berpendapat R sudah patah. Tapi klo kejadian Senin closing di 312, selasa di 294 dan rabu di 306, artinya R 300 masih kuat bertahan.

Contoh pada chart #ACES



Perhatikan marker merah, meskipun masih bergerak di sekitar R, tapi saat ini udah bisa disebut sebagai support yg kuat, sehingga buy on break di level 860 adalah posisi yang sangat bagus.
Keputusan Buy on Break 860 berdasarkan, pertimbangan #ACES sudah mengakhiri fase koreksi sehat setelah kenaikan yg signifikan pada 17/03-2017. Sebelum 860 break, sangat besar kemungkinan #ACES hanya bergerak dalam range sempit antara garis hijau sebagai support dan 860 sebagai resisten.

- Dipublikasikan pertama kali Sabtu 25/03-2017, melalui group Telegram 6sTraderSkill -

No comments:

Post a Comment

Komentar anda selalu jadi perhatian kami

Data EoD dengan Frekwensi, Foreign Net Buy/ Sell dan Valuasi Transaksi harian

Kebutuhan data transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia sangat tinggi, setiap institusi mencoba memberikan yang terbaik. Ada berbagai ...