Tradingview Widget

Sunday, July 30, 2017

Analisa saham KAEF

KAEF sedang dalam fase sideways, sepertinya terlihat tanda akan melanjutkan perjalanan ke 3310. Perhatikan level 3310 adalah fibonacci 161,8%, bila KAEF berhasil close di atas 3310, maka kemungkinan akan terus melanjutkan ke 3660.



Melihat MACD masih dalam posisi uptrend, kemungkinan besar, KAEF masih akan terus menguat, ada resisten di 3400 yang merupakan rekor harga tertinggi sepanjang masa. Ini akan sangat menarik bila berhasil tertembus.


Friday, July 28, 2017

Buy On Break

Trader  yang sering memperhatikan ‘Vina cantik’ tentunya sering menemukan istilah "Buy on break" dan "Buy on weakness", sering digunakan sebagai entry level. Penggunaan kedua istilah tersebut sangat luas di pasar saham. Buy on break bisa diartikan beli saat patah, sedangkan buy on weakness bisa dikatakan beli disaat lemah.
Dalam kejadian sesungguhnya, buy on break dilakukan lebih banyak saat trader menunggu konfirmasi, trend sudah terbentuk dan harga bergerak naik. Saat chart menunjukkan ada tanda uptrend, tetapi ada sebagian indikasi yang meragukan, maka trader menunggu saat yg tepat. Saat yang tepat bukan berdasarkan waktu, tetapi berdasarkan level harga tertentu.

Terlihat pada chart #ITMG, garis biru adalah uptrend line longterm, yg berlaku sebagai support, garis hijau juga uptrendline tapi dengan time frame lebih singkat. Garis ungu adalah level S/R berdasarkan historikal price. Sedangkan garis biru di atas adalah downtrendline longterm downtrendline.
Gambaran besarnya akan terlihat seperti berikut;



Saat ‘Vina cantik’ #ITMG dipublish, candle break garis ungu 18900. Kondisi uptrend sudah terlihat, sejak harga #ITMG rebound dari uptrend line biru, tapi belum dikeluarkan rekomendasi, sbg position trader prinsip lebih baik terlambat masuk daripada susah keluar/ nyangkut selalu menjadi alasan utama.
Sebagai kompensasi keterlambatan masuk, target seorang position trader menjadi lebih panjang. Saya sendiri menetapkan target profit >10%, dan resiko loss < 3%. Salah satu syarat tidak terpenuhi, maka  harus ada alasan yang sangat kuat membuka posisi. Analisa tetap dipublish, dengan pertimbangan ada trader yang memiliki profil resiko berbeda.

Lanjut pada chart, saat break R 18900 kenapa gak langsung beli? Bukankah 18900 sudah cukup teruji sebagai level penting? Bisa saja buka posisi sesegera mungkin setelah break 18900, tetapi alasan utama adanya downtrendline biru yg terlalu dekat, sebagai resisten yang terbentuk dari trendline, meskipun belum teruji kekuatannya, tetap harus diwaspadai sebagai titik dimana harga akan berbalik turun. Karena terlalu dekat, potensi profit menjadi kecil. Faktor resiko tetap, reward mengecil, mending liburan, bebas resiko.
Dengan pertimbangan itu ‘Vina cantik’ #ITMG disusun untuk Buy on Break down trendline biru. Target ‘Vina cantik’ menggunakan Fibonacci, tetapi karena kompleksitasnya maka saat ini kita gunakan resisten historikal, yang tidak selisih jauh dengan target Fibonacci.



Saat memutuskan utk buy on break downtrendline, kita harus sadar, pasar bisa berbalik arah kapanpun tidak menutup kemungkinan harga berbalik turun setelah break out.
Contoh kasusnya kita perhatikan chart #PPRO, perhatikan marker hijau;
Harga break resisten, MACD positif,  tetap berbalik turun dan tetap berada dibawah trendline.
Untuk mencegah hal seperti ini level stoploss yang ketat menjadi kunci keberhasilan. Umumnya teknik buy on break berhasil pada saat trend naik kuat. Sebagai teknikal, jangan pernah punya pemikiran harga mahal atau harga murah, 100% based on chart. Trend naik kuat, break resistent, ambil posisi beli, beli harga tinggi,  jual harga lebih tinggi (buy high, sell higher).



Ini contoh #ASII, perhatikan marker hijau, pertama kali break out, kemudian break down (false breakdown) lalu harga naik dan makin menjauh dari downtrendline. Apakah kita bisa mengetahui false break? Tentu saja, kita tau false break setelah kejadian, selama belum terjadi tidak ada indikasi apapun. Kita hanya tahu terjadi breakout/breakdown. Jika kemudian harga berbalik arah setelah break, maka hanya tersisa perasaan ditipu mentah2, dan itu wajar.
Cara yang bisa dipakai untuk menyikapi false break adalah menerapkan "rules of three"
Rules of three ini sederhana saja, sebuah S/R dinyatakan break bila memenuhi kondisi berikut;
  1. Harga closing 3% dibawah S, ataupun close diatas 3% R
Misalnya kita punya R di 300. Klo harga closing di 302, kita masih nyatakan close di R. Tetapi klo closing di 310, kita bisa bernapas lega, R 300 telah break. Hal yg sama berlaku utk S
  1. Harga closing 3 hari bursa berturut-turut di atas R ataupun di bawah S
Misal kita punya R di 300. Senin closing di 306, Selasa closing di 302, Rabu closing di 304. Kita bisa berpendapat R sudah patah. Tapi klo kejadian Senin closing di 312, selasa di 294 dan rabu di 306, artinya R 300 masih kuat bertahan.

Contoh pada chart #ACES



Perhatikan marker merah, meskipun masih bergerak di sekitar R, tapi saat ini udah bisa disebut sebagai support yg kuat, sehingga buy on break di level 860 adalah posisi yang sangat bagus.
Keputusan Buy on Break 860 berdasarkan, pertimbangan #ACES sudah mengakhiri fase koreksi sehat setelah kenaikan yg signifikan pada 17/03-2017. Sebelum 860 break, sangat besar kemungkinan #ACES hanya bergerak dalam range sempit antara garis hijau sebagai support dan 860 sebagai resisten.

- Dipublikasikan pertama kali Sabtu 25/03-2017, melalui group Telegram 6sTraderSkill -

Konsep Pergerakan Harga

Harga bergerak diantara support dan resisten, dari support turun ke support berikutnya atau naik menembus resisten menuju ke resisten berikutnya. Support dan resisten adalah batas-batas maya/unreal/imajiner yang ‘membatasi’ pergerakan. Sebenarnya bukan membatasi, tetapi lebih tepat bila kita katakan sebagai tujuan sementara, seperti menguntit perjalanan seorang gadis cantik dari Bekasi menuju Pacific Place, perjalanan secara garis besar akan seperti ini:
1. Dari rumah ke Pintu Tol Bekasi Barat
2. Bekasi Barat ke Tol Dalam Kota
3. Tol Dalam Kota ke Exit Tol

Masing-masing titik itu bisa kita analogikan sebagai Support dan Resisten. Dari Rumah menuju Blok M kita bisa analogikan sebagai trend.
Kemudian gadis itu tiba di Bekasi Barat, berhenti di tepi jalan, mengamati gerbang tol, ini yang disebut tepat di resisten, kemudian gadis tersebut masuk gerbang tol, melakukan pembayaran. Ini yang kita sebut sebagai break resistent. Arah semakin jelas menuju Pacific Place.
Dalam perjalanan di tol, sesampai di sekitar Jatiwaringin, lalu lintas menjadi padat, perjalanan berlangsung sangat perlahan, gadis tersebut memutuskan keluar di Exit Tol Jatiwaringin dan kembali ke Bekasi Barat. Ini yang kita sebut sebagai false break, atau dalam bahasa kekinian disebut PHP.
Saat di Bekasi Barat, gadis tersebut masuk ke SPBU, membeli roti, air minum, melakukan penarikan melalui ATM lalu kembali ke mobil dan mengisi BBM. Ini kita sebut konsolidasi.
Gadis tersebut meneruskan perjalanan, kali ini masuk Tol Bekasi Barat, saat tiba di sekitar Jatiwaringin ternyata lalu lintas sudah lancar, perjalanan dilanjutkan sampai ke Gerbang Tol Halim. Transaksi dilakukan, dan langsung dihadapkan pada kemacetan panjang. Tidak bisa maju dengan cepat, tapi tidak ada peluang untuk berbalik arah. Tahap ini adalah sideways.
Setelah lepas dari percabangan di Cawang, perjalanan sangat lancar, laju kendaraan naik signifikan, sampai di Exit Komdak, sang gadis ingat, ternyata plat nomernya berangka genap, sedangkan hari ini adalah tanggal ganjil, maka terpaksa meneruskan perjalanan ke Exit Tol Senayan. Ternyata jalan ke arah Palmerah padat, tidak bergerak, maka perjalanan diteruskan ke arah Slipi dan putar balik di Slipi Jaya kembali ke arah Semanggi. Ini yang kita sebut sebagai retracement, balik arah sementara.

Jalanan agak padat, dan saat itu sudah menunjukkan pukul 10.05. Peraturan ganjil genap sudah selesai, maka gadis itu memutuskan untuk lewat Semanggi, menyusuri Jalan Sudirman, dan akhirnya bisa tiba dengan selamat ke Pacific Place, bertemu dengan teman-teman, shopping dan foto-foto. Kembali masuk fase sideways.
Akhirnya tiba waktunya berpisah, gadis yang kita ikuti kembali menyusuri jalan, kali ini dalam perjalanan pulang. Ini yang kita sebut sebagai trend reversal.

Demikian dalam pergerakan harga saham, kita akan menemui berbagai kejadian seperti contoh di atas, harga menembus resisten dan diharapkan naik ternyata akhirnya turun lagi menembus support, atau kejadian sudah terlanjur beli tetapi harga tidak beranjak naik, hanya berkutat disekitar itu saja - naik tidak sampai break resisten, turun gak kena support. Semua ini adalah kejadian sehari-hari di pasar saham, dialami setiap trader, namun hasilnya berbeda menyesuaikan dengan reaksi masing-masing terhadap pergerakan harga. Diharapkan dengan tulisan singkat ini bisa membantu meningkatkan kualitas trading, lebih membumikan istilah yang sering digunakan dalam komunikasi antar trader.

Konsep Analisa Teknikal

Dalam pekerjaan sehari-hari sebagai trader saham, pertanyaan terbesar adalah harga saat ini mahal atau murah? Apakah dengan membeli saat ini akan mendapatkan profit? Apakah harga akan naik? Sampai berapa tingkat kenaikan harga? Turun sampai seberapa?
Cara pertama adalah dengan menggunakan analisa fundamental. Analisa ini cenderung dilakukan oleh para investor, para pemodal yang mempercayakan dananya untuk dikelola oleh perusahaan. Dengan cara mengetahui kondisi perusahaan yang akan dibeli sahamnya. Berapa besar modalnya, berapa besar profit yang dihasilkan dan berapa besar kerugian yang diderita, berapa dana yang digunakan untuk membayar pegawai, seberapa terkenal produk yang dihasilkan dan yang terpenting apakah ada peningkatan profit yang terjadi selama ini. Analisa fundamental dilakukan dengan cara mempelajari laporan keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Nilai seluruh asset perusahaan dibandingkan dengan harga saham perusahaan. Potensi profit yang mungkin diraih dibandingkan dengan kemungkinan pertumbuhan harga saham.
Cara kedua adalah dengan melakukan analisa teknikal. Analisa ini dilakukan oleh para trader yang mencari keuntungan dari fluktuasi harga saham yang terus menerus berubah. Analisa teknikal terlihat sepele, hanya menarik beberapa garis pada grafik/ chart pergerakan harga, membandingkan dengan beberapa grafik pendamping yang disebut indikator, lalu "menebak" level harga beli, dan jual. Hanya semudah itu? Apakah dengan meletakkan beberapa garis saja lalu pasar saham akan bergerak menjual dan membeli sampai harga yang diincar?
Tidak sesimple itu, analisa teknikal seperti seni, sangat subyektif. Sesuatu yang terlihat indah dan menarik untuk seseorang bisa dipandang penuh kebingungan oleh orang lain. Pergerakan harga terlihat acak untuk seseorang tapi terlihat sangat indah bagi yang lain. Bagaimana bisa terjadi? Kenapa harga saham seolah bergerak mengikuti garis yang ditarik secara acak? Kita akan melihat pasar saham dari sudut pandang pedagang/ trader di pasar tradisional untuk menjelaskan konsep support dan resistant.
Para teknikalist menyebut batas bawah sebagai support dan batas atas sebagai resistant. Harga selalu bergerak diantara 2 batas tersebut, konsep pergerakannya bisa dibaca di sini. Bagaimana sebuah support tercipta, bagaimana resisten tercipta? Kita coba ilustrasi seperti berikut.
Seorang pedagang cabe dipasar, saat melakukan transaksi biasanya mencatat minimal mengingat harga pembelian dan penjual yang dilakukan. Kemarin ia membeli di harga 95ribu/kg, bila hari ini harga 98ribu/kg, maka memorinya akan mengatakan harga naik, bila kemudian supply cabe terus masuk, harga turun ke sekitar 96ribu/kg maka sang pedagang akan melakukan penawaran beli di 95ribu/kg. Kenapa? Karena itulah harga yang menurut persepsinya masuk akal, bila kemudian supply terus masuk secara berlebih harga akan turun terus, kemudian pedagang itu mungkin memeriksa catatannya dan mendapatkan harga seminggu lalu terendah di 87ribu/kg, demikian ia akan melakukan penawaran di 87ribu. Bila ternyata ada kompetitor yang melakukan pembelian besar-besaran di harga 89ribu/kg maka pedagang kita tidak akan kebagian supply cabe, maka untuk itu ia akan meningkatkan harga penawarannya ke harga 89ribu atau bahkan 90rb/kg.
Bila kita bisa mengintip catatan pedagang tersebut kita mungkin akan mendapati catatan pembelian seperti berikut:
5/1 88ribu           12/1 92ribu
6/1 90ribu           13/1 94ribu
7/1 93ribu           14/1 95ribu
8/1 87ribu           15/1 97ribu
9/1 91ribu           16/1 99ribu
10/1 92ribu         17/1 101ribu
11/1 89ribu         18/1 97ribu
Di pasar saham terjadi juga seperti ilustrasi tersebut, ada catatan harga transaksi setiap hari, transaksi pembukaan, terendah, tertinggi dan penutupan biasanya diringkas dalam bentuk data End Of Day (EOD), dan ditulis dalam bentuk Open, High, Low, Close (OHLC), dari catatan harian itulah kemudian diterjemahkan dalam bentuk candlesticks chart (chart lilin). Sejauh ini catatan transaksi sudah sama persis, kita bisa melihat transaksi yang terjadi tiap hari dalam sebuah candlesticks chart. sebagai contoh perhatikan chart ADHI berikut.


Transaksi hari terakhir perdagangan terletak di posisi paling kanan. garis-garis biru adalah posisi harga ekstrim yang terjadi pada beberapa hari transaksi sebelumnya, digunakan penanda warna biru utk membantu melihat posisi pengambilan harga ekstrim tersebut.
Support terdekat adalah 1985 merupakan nilai transaksi terendah yang terjadi sebelumnya. Saat pasar dibuka, bila banyak trader yang memandang 1985 sebagai harga yang cukup rendah dan tidak mungkin lebih rendah lagi, maka akan terjadi gelombang pembelian di sekitar 1985, gelombang pembelian ini akan memicu keserakahan trader lain yang melihat harga akan naik dan semakin membesarkan pembelian di sekitar level itu.
Bila yang terjadi sebaliknya, pasar menginginkan harga lebih rendah lagi, maka kemungkinan banyak trader yang menunggu harga di sekitar 1945, mencoba mendapatkan harga lebih murah. Demikian pasar terus bergerak sesuai persepsi pasar dalam memandang harga, sehingga tercipta suatu garis imajiner dalam benak trader yang kemudian akan memicu rasa takut dan serakah. Level-level tersebut akhirnya berubah menjadi angka yang digunakan sebagai batas kenaikan dan penurunan. Itulah yang kemudian dikenal sebagai support dan resistant.

Wednesday, July 26, 2017

Analisa saham BNGA

Saham BNGA dalam trend naik, sehingga walaupun naik turun setiap saat tetapi senantiasa membuat higher high dan higher low.  Hari ini terlihat BNGA mencoba tembus resisten 1300, keliatannya masih akan tertahan beberapa candle lagi.

Setelah break 1300, diperkirakan  BNGA akan menuju ke 1360. bahkan bisa berlanjut ke 1460 bila melihat trend yang terbentuk.

Batasi resiko bila BNGA breakdown MA50, berarti fase sidewaysnya belum berakhir, bagi yang ingin membeli BNGA bisa dilakukan bila BNGA breakout 1300.

Tuesday, July 25, 2017

Kelas Online Fibonacci

Setelah beberapa kali sharing private secara online dengan materi utama Fibonacci. Dengan fasilitas group saham "BETA GA PAHAM" (Belajar Technical Analysis Gak Pake Mahal) akhirnya dibuka sebuah kelas online untuk sharing mengenai Fibonacci.
Kelas online Fibonacci dimulai sejak pekan ke-2 dalam bulan Puasa 2017. Pertemuan diadakan seminggu sekali dengan pokok bahasan :

1. Deret Fibonacci; yang mengupas mengenai deretan bilangan Fibonacci, beserta keistimewaannya, penampilan deret Fibonacci di alam semesta, di tubuh manusia dan contoh penerapan pada chart saham

2. Fibonacci Retracement; membahas singkat pengenalan trend, syarat pembuatan Fibonacci, dan pergerakan harga di antara level Fibonacci

3. Fibonacci Extension; membahas mengenai harga yang mencatat rekor tertinggi / terendah baru. Kombinasi penggunaan Fibonacci dengan beberapa indikator, dan penggunaan Fibonacci Retracement bersama Fibonacci Extension untuk optimalisasi trading.

4. Trading Plan; mengulas pembuatan Rencana Trading, dengan menggunakan Fibonacci, membahas penerapan Fibonacci secara real, dan pembahasan saham secara real time dengan contoh Trading Plan yang disusun dalam diskusi bersama.

Secara total, sharing Fibonacci dengan komunitas BETA GA PAHAM menghabiskan 8 jam teori dan 8 jam diskusi tertulis dan sekitar 72 jam latihan mandiri termasuk evaluasi dalam real market.

Melihat antusiasme peserta, terutama yang sudah menguasai Analisa Teknikal Dasar, maka Fibonacci bisa membantu dalam optimalisasi trading saham.

Berikut beberapa pendapat mengenai Kelas online Fibonacci yang berhasil dikumpulkan dari peserta.



Semoga dengan semangat belajar, semakin menyebar dan meningkatkan minat para pelaku pasar modal untuk lebih menekuni Analisa Teknikal .

Sunday, July 23, 2017

Analisa saham MIKA

Saham MIKA terlihat rebound tetapi masih meragukan. Bila melihat posisi saat ini kemungkinan MIKA akan bergerak menuju 2340. Untuk membuka posisi di saham MIKA sebaiknya menunggu hingga harga bisa close di atas 2040. Sehingga 2040 akan menjadi support dan sebagai titik aman untuk melarikan diri bila MIKA kembali sideways.



Bila diperhatikan lagi di sekitar 2040 akan bertemu dengan MA50 yang akan menjadi resisten, sebagai konfirmasi MIKA memasuki fase uptrend. 

Kenapa menunggu di 2040? Kok gak langsung masuk aja? 
Pertanyaan seperti itu kerap terlontar. 2040 dipilih sebagai konfirmasi awal MIKA meninggalkan fase sideways, kemungkinan MIKA tetap dalam fase sideways cukup besar, melihat candle sebelumnya bergerak dalam range sempit sehingga berpotensi menahan dana modal dalam pergerakan sempit. Bila berhasil breakout 2040 diharapkan MIKA akan segera naik dan menembus  MA50, menuju target 2340 GPL (gak pake lama).

Data EoD dengan Frekwensi, Foreign Net Buy/ Sell dan Valuasi Transaksi harian

Kebutuhan data transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia sangat tinggi, setiap institusi mencoba memberikan yang terbaik. Ada berbagai ...