Tradingview Widget

Sunday, October 1, 2017

Istilah dalam analisa teknikal & trading

Trading saham sebagaimana dalam setiap komunitas menggunakan bahasa unik yang dimengerti satu trader dengan yang lainnya, penggunaan istilah bisa berbeda dari satu group ke group yang lain, tetapi umumnya mengacu pada kejadian yang sama.
Beberapa istilah yang sering digunakan coba dirangkum sebagai berikut:

All Time High/ Low

All time high adalah suatu posisi dimana harga mencetak rekor harga tertinggi sepanjang sejarah. Dengan memandang doktrin 'harga bergerak dalam trend' - salah satu doktrin dasar dalam analisa teknikal, maka harga cenderung untuk terus menerus bergerak naik lebih tinggi. Mencetak kondisi higher high dan higher low adalah salah satu ciri khas trend naik, sehingga pencapaian harga tertinggi menjadi signal bagus untuk membuka posisi buy. Koreksi sangat mungkin terjadi tetapi selama masih membentuk higher low, bukanlah sebuah tanda reversal.



Sebaliknya dengan all time low merupakan kondisi dimana harga menciptakan rekor harga terendah sepanjang masa, sehingga menjadi signal jual, karena kecenderungan harga untuk terus bergerak lebih rendah.

Dead cat bounce (Pantulan bangkai kucing)

Digunakan dalam downtrend yang kemudian diselingi dengan gerakan naik. Selayaknya bangkai yang dilemparkan dari ketinggian kemudian memantul saat menyentuh lantai.
Pada pergerakan harga, contohnya bisa dilihat pada chart berikut


Chart AISA terlihat downtrend cukup kuat dimana MACD dalam kondisi dead cross dan berada dibawah 0. Harga AISA kemudian sempat mengalami penguatan lalu melanjutkan trend turun.

Downtrend

Penggunaan downtrend mengacu pada pergerakan harga yang bergerak turun. Pergerakan turun dilihat pada pembentukan lower high (puncak yang lebih rendah) dan lower low (lembah yang lebih rendah). Downtrend sebisa mungkin dihindari, karena peraturan perdagangan di BEI hanya memungkinkan trading 1 arah. Perhatikan chart berikut


Di chart WTON, pada marker terlihat ketinggian puncak saat harga bergerak naik samalin rendah. Bisa dikatakan uptrend pada timeframe sangat singkat, tapi trend utama menunjukkan penurunan. Tentu saja ada trader yang bisa memanfaatkan penguatan kecil tersebut untuk mendapatkan keuntungan, tetapi resiko mengalami kerugian sangat besar, kesalahan entry akan mambuat trader mengalami nyangkut kronis.


False break

False break adalah istilah yang mengacu pada pergerakan harga yang seolah menembus support/ resisten tetapi kemudian batal. Beberapa pendapat mengatakan konfirmasi untuk sebuah break dengan menunggu 3 candle tutup di atas resisten atau di bawah support. Seperti pada chart berikut:


Pada chart AGRO terlihat garis horizontal kuning sebagai S/R. Beberapa contoh saat terjadi false breakdown yaitu saat harga bergerak menembus support tetapi kemudian berbalik naik. Dalam candle yang terakhir terlihat AGRO bermain-main di sekitar R, dengan melihat harga penutupan/ closing yang sudah berada di atas R selama 3 hari berturut-turut, maka bisa disimpulkan AGRO telah breakout resisten 610

Sideways

Sideways adalah pergerakan harga tanpa trend / non-trending. Pada chart akan terlihat harga naik turun tetapi sebenarnya tidak terjadi pergerakan yang signifikan. Sideways biasanya menjadi jeda saat akan terjadi pergantian trend. Dalam analisa teknikal sideways paling mudah dikenali saat terjadi double top ataupun double bottom dan triple top ataupun tripple bottom. Pattern ini menggambarkan akan terjadi trend reversal, dari uptrend menjadi downtrend ataupun dari downtren menjadi uptrend. Tergantung posisi sideways terjadi di posisi puncak atau di dasar.


Monthly chart GJTL di atas menunjukkan dengan baik, saat terjadi sideways, harga bergerak naik turun, bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan sedikit keuntungan bila entry di sekitar support. Pada indikator MACD terdeteksi sebagai dead cross di atas 0..


Trailing Stop

Trailing stop adalah satu tindakan untuk menyelamatkan keuntungan. Bila seorang trader mengikuti trend naik (uptrend), maka trailing stop di pasang untuk merealisasikan keuntungan bilamana terjadi retracement.


Chart BRPT menggambarkan dengan jelas saat terjadi retracement ke 23.6%. Bila mengikuti dari awal trend, maka jarak TS bisa lebih longgar untuk mengantisipasi penguatan lebih lanjut. Penggunaan TS sangat subyektif, umumnya trader meletakkan pada 3 - 5% dari harga puncak, setelah trend terus menguat, secara perlahan batas TS bisa lebih longgar. Bila menggunakan fibonacci retracement, peluang rebound terbesar akan terjadi di level 50%, sehingga trader dapat melihat dan menghitung ulang posisi TS nya, apakah masih dalam batas yang sanggup diterima.

Uptrend 

Uptrend adalah lawan dari downtrend, dimana harga bergerak naik, dengan membentuk puncak yang lebih tinggi dari puncak sebelumnya (higher high), dan lembah yang lebih tinggi dari lembah sebelumnya (higher low). Uptrend yang harus dicari sebagai jaminan kesuksesan dalam trading di BEI. Dengan mengikuti uptrend, seorang trader dapat meyakini dananya bertumbuh dari waktu ke waktu.


Perhatikan marking pada chart PWON, terlihat puncak yg terjadi semakin tinggi dari puncak sebelumnya, begitupun dasar lembah yang semakin tinggi dari dasar lembah sebelumnya. Ciri-ciri uptrend seperti ini yang sebisa mungkin dikenali dan diikuti dalam melakukan trading.

Demikian beberapa istilah yang sering digunakan dalam analisa teknikal dan trading. Selanjutnya tulisan ini akan ditambahkan lebih lanjut supaya bisa menjadi referensi.


3 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Komentar anda selalu jadi perhatian kami

Data EoD dengan Frekwensi, Foreign Net Buy/ Sell dan Valuasi Transaksi harian

Kebutuhan data transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia sangat tinggi, setiap institusi mencoba memberikan yang terbaik. Ada berbagai ...