Beli saham saat harga bergerak menembus resisten (Buy on breakout - BoB) sering menjadi jebakan untuk trader, terlalu sering terjadi false signal, dikira breakout begitu dibeli ternyata harga malahan bergerak turun, gagal breakout, hingga kena batas cutloss.
|
Harga menembus resisten, signal beli |
|
Harga turun menembus support, false signal. Cutloss |
Seringkali setelah mengikuti pergerakan harga dalam rentang waktu sebulan, untuk mendapatkan pola gerakan harga, terdeteksi beberapa kali muncul false signal, bahkan harus dilihat lebih kekiri lagi untuk mendapatkan pola pergerakan yang lebih detil. Meskipun sudah cukup lama mengikuti pergerakan harga, tetapi false signal tetap saja menjadi jebakan, tidak ada jaminan harga sudah aman menembus resisten.
Untuk meminimalisir kerugian saat terjadi false signal maka diperlukan perhitungan dalam mengalokasikan dana saat melakukan pembelian. Misalnya saat mulai melakukan pembelian, dialokasikan 10-20% dari total dana yang disiapkan. Dengan melakukan pembagian demikian, saat harga bergerak turun kembali dibawah batas aman, kerugian yang ditanggung jauh lebih kecil daripada batas maksimal loss yang disiapkan.
|
Initial buy |
Setelah harga bergerak naik, pembelian kembali dilakukan (averaging up) dengan kisaran 10% dari total dana, itupun belum bisa menjamin bahwa harga tidak akan turun kembali ke harga average dengan demikian kita bisa menggeser batas aman ke harga average, sehingga bila harga bergerak turun, setidaknya kita kembali modal (impas).
|
Averaging up pertama. stoploss menjadi trailing stop |
Setiap kali harga bergerak menembus suatu area resisten, batas aman (cutloss level) bisa digeser naik, disini cutloss level sudah bisa disebut sebgai trailing stop, sifatnya bukan lagi membatasi kerugian tetapi sebaliknya menjaga agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar.
|
Averaging up kedua, trailing stop dinaikkan |
|
Trailing stop tersentuh, jual |
Setiap kali harga bergerak menembus suatu area resisten, batas aman (cutloss level) bisa digeser naik, disini cutloss level sudah bisa disebut sebgai trailing stop, sifatnya bukan lagi membatasi kerugian tetapi sebaliknya menjaga agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar.
Dengan demikian kita bisa melakukan beberapa kali entry tanpa takut porsi terlalu besar. Disisi negatifnya, terlihat saat harga bergerak naik, keuntungan yang diperoleh tidak besar karena modal yang dipakai untuk melakukan pembelian juga tidak besar.
Setidaknya dengan sistem ini pembagian resiko dilakukan secara terukur, kontrol terhadap keuntungan yang diperoleh tetap dilakukan. Bila harga bergerak naik, keuntungan terus bertambah sebaliknya bila bergerak turun secara tiba-tiba, keuntungan tidak tergerus lebih besar.